Senin, 12 Januari 2015

KAMMI Seru Walikota untuk Peduli Muda Mudi Samarinda



Keprihatinan yang mendalam dirasakan oleh banyak pihak belakangan ini melihat kondisi pergaulan muda mudi di Samarinda yang semakin melampaui batas-batas kewajaran saja. Pemandangan tengah malam di kota tepian masih saja menjadi catatan gambaran degredasi moral yang membuat banyak pihak mengelus dada atasnya. Bagaimana tidak, penduduk kota Samarinda yang memiliki tempat wisata religious terbesar namun terlihat disana sini banyak pemandangan kebobrokan moral. Anak-anak remaja dan muda mudi masih hilir mudik bersama kawan-kawan sebayanya meski waktu sudah larut malam, terlebih dimalam-malam tertentu. Hal ini disampaikan oleh Johan Irawan Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Samarinda yang merasa tergugah untuk turut memberikan seruan moral terhadap kondisi ini. Terutama kepada pemimpin di Samarinda yang bertanggung jawab lebih besar dan palling berwenang untuk mengambil keputusan-keputusan strategis.
Johan Menuturkan, “Hari ini prilaku muda mudi di Samarinda semakin memprihatinkan dan pemerintah tidak bersungguh-sungguh memberikan kontribusi yang maksimal untuk memperhatikan kondisi ini. Padahal mereka juga tau terdapat beberapa tempat yang kerap menjadi ajang kemaksiatan selama ini. Kita tidak menghendaki hal ini dianggap hal yang biasa-biasa saja karena akan berpengaruh negatif bagi keberlangsungan hidup bermasyarakat. Kondisi suatu negri tidak akan memperoleh kesejahteraan dan ketentraman bagi rakyatnya apabila praktek pembiaran pada kemaksiatan terus terjadi (QS. 8:25 )”.

Menurutnya problem ini menjadi fundamental melihat perkembangan zaman dan trand perkembangan teknologi sekarang ini. Ia juga menyampaikan beberapa fakta yang terjadi di kota tepian ini. “Saat ini pengidap positif HIV/AIDS di Samarinda sudah menembus angka seribu berdasarkan data dinas perlindungan anak, belum lagi pengguna narkoba dan obat-obatan terlarang yang jumlahnya jauh lebih besar. Dan kita Perlu ingat bahwa sistem pendataan itu hanya atas pasien yang terdata dari rumah sakit belum lagi bagi pengidap yang tidak terdata mngkin jumlahnya akan lebih besar. Tahun depan kita akan memasuki Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan kita tau bahwa itu adalah persaingan manusia. Budaya pergaulan bisa lebih bebas lagi. Tentu kita tidak ingin generasi muda Samarinda berleha-leha dan lalai tidak mempersiapkan diri untuk momentum ini, karena bisa jadi kita bisa tersingkir dan menjadi pembantu didaerahnya sendiri atau terjerumus pada kondisi negatif lainnya” Tandasnya.
Johan juga mendapatkan laporan dari masyarakat yang menyampaikan dibeberapa tempat yang didapati banyak plastik berisi lem yang biasa digunakan untuk pecandu penghisap lem dan banyak juga kondom berserakan karena tidak dirawatnya tempat tersebut. “Saya dan teman-teman mendapati plastik berisi lem dan kondom dibeberapa tempat yang ini berarti sudah berlarut-larut terjadi. Melihat kondisi ini saya rasa setiap kita bertanggung jawab untuk turut peduli dan berperan. Terutama bagi yang sudah memiliki putra putri kesayangan. Pasti tidak rela jika hal ini menjangkiti putra putri mereka, karena tidak menutup kemungkinan jika terus terjadi pembiaran atas kondisi ini kelak ini akan terus merambah semakin luas kemasyarakat. Dan sebagai generasi muda KAMMI siap menjadi garda terdepan untuk mengawal tindakan terhadap masalah ini.” Tegasnya.
Saat  ditanya tindakan apa sebenarnya yang seharusnya diambil oleh pemerintah, Johan menyampaikan sebenarnya sangat banyak. Diataranya adalah rutin dilakukannya patroli dan razia dari aparat kepolisian. Selain itu menurutnya Karena generasi muda adalah masa depan bangsa ini, juga penerus kepemimpinan didaerah, maka aspek pendidikan harus berjalan secara sinergi baik itu formal, informal maupun non formal. Capaian pendidikan yang mencakup tujuan pendidikan nasional dalm undang-undang tidak dapat sepenuhnya di bebankan kepada sekolah, menurutnya education parenting juga memiliki peranan penting bagi perkembangan anak. Karena keluarga yg membentuk karakter anak lebih dominan. Tidak cukup hanya itu, peran lingkungan juga menurutnya harus kondusif untuk menunjang kepribadian anak yang berbudi pekerti luhur. Dari hal tersebut, pemerintah juga bisa turut ambil bagian untuk memberikan penyuluhan moral kepada masyarakat tuturnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar